Antara resolusi PBB untuk menghentikan perang di Gaza dan ketakutan Netanyahu akan masuk penjara



Sidang Majelis Umum PBB dilaksanakan pada Selasa, 12 Desember 2023 di markas besar PBB di New York, AS.

Resolusi gencatan senjata antara IDF Israel dan Hamas didukung oleh 153 negara, 10 negara menolaknya dan 23 negara abstain dalam pemungutan suara.





Dari 10 negara yang menolak resolusi gencatan senjata, dua di antaranya adalah Israel dan Amerika Serikat.

Warga dunia, termasuk kita semua tentu saja sangat lega karena perang yang telah menewaskan 18.000 warga Palestina di Jalur Gaza bisa segera dihentikan dengan bantuan PBB.

Namun kenyataannya, jumlah 18.000 orang yang tewas akibat barbarisme kriminal perang yang dilakukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bukanlah satu-satunya korban tewas.

Pasalnya, Kementerian Pertahanan Sipil Gaza baru memastikan hingga saat ini terdapat 8.000 warga Gaza yang dinyatakan hilang akibat perang yang telah memasuki hari ke-68.

Sebanyak 8.000 korban yang dinyatakan hilang sebagian besar akibat tertimpa puing-puing bangunan yang hancur akibat ledakan brutal Israel.

Kecil kemungkinan 8.000 orang tersebut dapat bertahan hingga saat ini ketika perang memasuki hari ke-68.

Oleh karena itu, ketika ditanya berapa sebenarnya jumlah orang yang meninggal di Gaza?

Lebih tepatnya 26.000 orang, terdiri dari 18.000 orang yang sudah terkonfirmasi identitasnya, ditambah 8.000 orang terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang dihancurkan Israel.

Pertanyaannya sekarang, apa yang akan terjadi dengan perang di Gaza setelah resolusi PBB berisi gencatan senjata disahkan?

Tentu saja Israel wajib mematuhi resolusi PBB dengan menarik ribuan tentaranya dari Jalur Gaza.

READ  Pelaku UMKM perlu bertransformasi menuju ekosistem digital

Masalah sebenarnya adalah Netanyahu sangat takut dengan berakhirnya perang ini.

Sebab perang ini menjadi satu-satunya pembelaan Netanyahu agar tidak diadili dalam tiga kasus korupsinya di Pengadilan Negeri Yerusalem.

Akibat perang, persidangan korupsi Netanyahu harus ditunda selama 2 bulan.

Namun komisi yudisial memutuskan untuk melanjutkan persidangan mulai awal Desember.

Oleh karena itu, setiap hari Netanyahu terus memerintahkan fotonya untuk diposting di media sosial setiap kali dia mengunjungi tentara IDF di Jalur Gaza, atau setiap kali penjahat perang Netanyahu terlihat memimpin pertemuan dengan kabinet perangnya yang sekarang sedang bergerak. sasaran serangan liar mereka menuju perbatasan. Lebanon.

Mengapa Netanyahu kesurupan saat memperlihatkan foto-foto road show perangnya di jejaring sosial dan media berita?

Pasalnya, majelis hakim yang tetap menyidangkan 3 kasus korupsinya, sejak awal Oktober 2023, penjahat perang ini menyatakan alasan ketidakhadirannya di persidangan karena tidak sempat menghadiri persidangan karena harus berjuang. perang.

Itu sebabnya Netanyahu ingin melanjutkan perang ini.

Sebab jika hadir dalam sidang hanya akan menyediakan jalan tol menuju sidang penjatuhan hukuman.

Menurut Jaksa Agung veteran Israel Avichai Mandelblit (pensiun pada awal tahun 2022), tidak peduli berapa lama Netanyahu dengan sengaja menunda persidangan korupsi Netanyahu, putusannya akan tetap sama, bahwa Netanyahu bersalah.

Karena Netanyahu tahu bahwa akhir dari tiga kasus korupsinya di pengadilan adalah bahwa ia akan dinyatakan bersalah secara pasti, Netanyahu telah memberikan dan melaksanakan seribu satu alasan untuk menunda persidangan ini.

Bahkan hakim yang mengadilinya malah terjangkit Covid sehingga sidang terpaksa ditunda cukup lama.

Akibat rasa takut masuk penjara, Netanyahu putus asa melakukan apa pun untuk menghindari penjara.

Pasalnya, suami Sara Netanyahu bersikeras akan berkuasa hingga 8 tahun.

READ  Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Sorong Terkini

Ia juga berusaha bertahan sebagai Perdana Menteri agar bisa mengganggu dan ikut campur dalam pemilihan presiden AS, di mana penjahat perang ini bersikeras bahwa calon presiden dari Partai Republik haruslah Nikki Haley, mantan gubernur Carolina Selatan dan mantan duta besar AS untuk AS. PBB pada masa kepresidenan Donald Trump.

Maka demi mencegah penjahat perang ini mengorbankan Palestina untuk menjadi tameng kemanusiaannya, menghindari persidangan atas kasus korupsinya, tepatnya mencegah Netanyahu dipenjara, maka semoga saja resolusi PBB yang memerintahkan gencatan senjata di Gaza benar-benar bisa terwujud. diwujudkan .

Dan yang terpenting, agar sisa sandera yang masih ditahan Hamas (ternyata ada 135 orang) bisa segera dibebaskan.

Meski baru diberitakan, dari 135 sandera yang tersisa, 19 di antaranya tewas.

Hanya karena ada politisi korup yang takut menerima akibat keserakahannya dan istrinya menikmati suap, dunia kini teraniaya dan diterima karena terpaksa menyaksikan penderitaan dan tragedi kematian rakyat Palestina di Gaza. Mengupas.

Tinggal satu hari lagi, perang di Gaza sudah berlangsung selama 70 hari.

Bayangkan betapa beratnya beban Netanyahu.

Meski kondisi di Gaza sangat memprihatinkan, Netanyahu dan kabinet perangnya yang tidak bermoral, tetap ingin melanjutkan perang ini hingga 2 bulan, bahkan jika memungkinkan hingga 1 tahun.

Jadi, persidangan korupsi Netanyahu pun akan ditunda sampai perang selesai.

Konsekuensi 1: Koruptor tidak berani menerima kenyataan bahwa takdirnya masuk penjara, Palestina dijadikan mainan.

Sungguh tragis!

Penulis adalah jurnalis senior yang pernah bekerja sebagai jurnalis di Radio Elshinta, Radio Ramako, Radio Trijaya FM, Voice of America (VOA), Ini.com dan RMOL. Meliputi ABRI (sekarang TNI) dari tahun 1993 dan Polri dari tahun 2005 sampai sekarang.



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *